Jumat, 09 Desember 2011

DILEMA..!!!


Aku seorang wanita dan usiaku sekarang sudah menginjak 23 tahun. Bagi sebagian orang itu usia yang cukup untuk tidak melajang lagi. Tapi sebagian besarnya mengatakan usia ini adalah usia yang cukup muda dalam urusan pernikahan dan usia yang tepat untuk menanjakkan kekarierannya sebagai seorang wanita. Aku tak peduli apapun yang dikatakan orang, yang ku tahu aku memiliki pemikiran sendiri dan tak ingin terpengaruh oleh apapun dan siapapun.
Dulu ketika kecil aku sama seperti anak-anak pada umumnya menjagokan cita-cita dan berlomba-lomba memiliki cia-cita terbaik seperti “Ingin Menjadi Dokter”, “Ingin menjadi Polwan”, “Ingin menjadi astronot”, “ingin menjadi Guru” dan masih banyak keinginan lainnya. Seiring bertambah umur, pola pikir ku pun mulai berubah dan drastic meningkat. Disaat usia ku mulai menginjak dewasa, cita-cita ku pun tergali lagi. Aku Ingin Menjadi Ibu Rumah Tangga dan Aku hanya ingin menjadi Ibu rumah tangga.Itu saja. Terdengar lucu kah cita-cita ini?atau ini hanya sebuah lelucon karena kodrat wanita memank itu dan tak perlu dicita-citakan pun akan terwujud juga? Mungkin banyak yang akan berkomentar seperti itu.tapi tidak menurutku….
Itulah keinginan ku. Aku ingin menjadi “dokter” untuk suami dan anak-anak ku, aku ingin menjadi “Polwan” untuk suami dan anak-anak ku pula, aku ingin menjadi asrtronot untuk anak-anak ku kelak, dan yang paling ku inginkan aku ingin menjadi guru utama dan tak tergantikan untuk anak-anak ku dan orang-orang disekitarku….Bukankah menjadi Ibu rumah tangga sudah bisa menanjakkan kariernya seorang wanita dunia akhirat???
Untuk mencapai pemikiran ini ku lalui hidup ku 7 tahun jauh dari keluarga kandung ku….bercengkerama dengan orang-orang yang memiliki pemikiran ideal sudah cukup berhasil menanamkan pemikiran-pemikiran yang seperti itu. Ku katakan di awal bahwa aku tak ingin terpengaruh oleh apapun dan siapapun, karena pemikiran ini lahir sejak dulu dan hanya dibumbui oleh segelintir orang sehingga menjadi seperti ini.
Disisi lain, gayungpun bersambut. Ketika pemikiran ini muncul seorang pria ingin menyerahkan hidupnya untuk bisa bersama dengan ku. Tentu saja telah melalui masa dan proses yang cukup panjang. Dan kamipun sepakat untuk menjalankan niat kami untuk hidup bersama dengan prinsip prinsip hidup yang kami miliki “kesederhanaan”.
Tiba masa dimana kami mengungkapkan niat ini pada orang tua kami terutama pada kedua orang tua ku. Dan….Gayungpun tak bersambut….lampu hijau pun tak ada itu artinya mereka tak merestui hubungan kami yang telah kami lalui selama 4 tahun yang selama ini dia “kekasih ku” totalitas tlah bersedia menyerahkan dan menghabiskan masa 4 tahunnya hanya untuk menunggu moment ini. Ku tanyakan pada orang tua ku…”Ayah ingin kamu bekerja dulu!Dengn harapan kamu bisa bertemu dengan orang lain nantinya sehingga itu bisa menjadi bahan pertimbangan mu. Ayah tidak menyukainya karena dia terlalu tinggi hati, tidak menghormati ayahmu, terlalu memaksakan kehendaknya, terlalu mengatur dan terlalu sederhana”. Tak persis sama dengan kejadian aslinya, tapi itu lah ungkapan ungkapan yang disampaikan ayah ku. Ya Allah…aku tak bisa menahan air mata setelah mendengar kata-kata ayahku…aku merasa hancur….
Sekarang sudah 1 bulan lebih setelah kejadian aku tak pernah menghubungi ayah ku. Keinginan ku dan kekasih ku masih kuat untuk melanjutkan hubungan ini. terutama keinginan ku menjadi ibu rumah tangga masih memenuhi pikiran dan hati ku. Tidak semudah berbicara teori untuk mengubah apa yg menjadi cita-cita dan prinsip hidup. Aku mengerti mengapa ayah ku menggunakan alasan yang diungkaapkannya itu, tapi tetap saja aku tidak bisa menerimanya karena mereka sama sekali belum mengenal Dia dan jelas penuh duniawi. Jika mereka blm mengenal, solusinya harus mengenal. Tapi mereka sudah menutup hati untuk mengenal kekasih ku. Tapi untuk urusan duniawi “bekerja dan hidup sederhana” sangat sulit untuk ku terima. Mereka begitu seakan-akan mereka tak punya Tuhan…menganggap Tuhan itu tidur atau apalah namanya….kenapa ku katakana demikian, karena bekerja itu hnya duniawi sja. Tapi dengan menikah insyaAllah bukan saja duniawi tapi juga akhirat yang di dapatkan. Dan mereka tak tahu itu, atau tak ingin tahu…entahlah yang jelas sekarang hubunganku teromang ambing…Dan hanya padaNYA aku kembali dan meminta pertolongan….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar