Selasa, 15 Juni 2010
PERBANDINGAN HASIL PREVALENSI STATUS GIZI BALITA DENGAN MENGGUNAKAN BAKU RUJUKAN WHO NCHS DAN WHO 2005
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Khusus untuk penilaian status gizi antropometri itu memiliki 6 parameter dan 8 indeks. Untuk parameter antropometri yakni Lingkar Kepala, BB, TB/PB, Lingkar lengan Atas ( LILA ), Tricep Skinfold dan Subscapular skinfold sedangkan untuk indeks antropometri diantaranya yakni BB/U, TB/U, BB/TB, IMT, LILA/U, TSF/U, SSF/U, LK/U.
Pada penilaian status gizi anak balita, dapat digunakan beberapa indeks antropometri yang dijadikan sebagai indikator status gizi. Pada data posyandu yang telah di entry beberapa waktu lalu menggunakan Gizicomp yang dikhususkan pada data kota Padang di provinsi Sumatera Barat, indikator yang digunakan dikhususkan mengarah pada 3 indikator utama yakni indikator BB menurut TB (BB/TB), TB menurut Umur (TB/U) dan BB menurut Umur (BB/U).
Berdasarkan hasil pembahasan Pada table-tabel ayng telah disajikan pada makalah penulis, didapatkan sebuah kesimpulan bahwa penggunaan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS memiliki hasil akhir yang berbeda dalam interpretasi data yang ada yang berdasarkan masing-masing variable yakni jenis kelamin, pengelompokan umur dalam tahun, dan sasaran rentan umur yang terkait dengan kategori dan frekuensinya. Penulis juga menarik kesimpulan bahwa dari dua baku rujukan yang digunakan, baku rujukan WHO 2005 lah yang lebih baik dibandingkan WHO NCHS. Karena pada WHO 2005, pengkategoriannya lebih spesifik dan lebih lengkap. Namun, angka prevalensi yang menggunakan baku rujuka WHO NCHS akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan baku rujukan WHO 2005. Hal ini Mungkin dikarenakan setting awal dari baku rujukan masing-masing yang ada, dan juga kemungkinan dipengaruhi angka dibelakang koma dari angka data-data yang ada susah untuk dibaca, sehingga ada yang tidak terisi secara otomatir. Kemungkinan juga bisa dikarenakan pengkategorian dari penulis yang hanya menggunakan 2 desimal, sedangkan data memiliki 4 desimal sehingga baku rujukan yang ada kesulitan untuk membaca data yang ada.
Baca Selengkapnya dengan mendownload disini………
Senin, 15 Maret 2010
the first my Epidata.............
Slut dech......
Selasa, 09 Maret 2010
DIET...........!!!!
Baca selengkapnya....
Senin, 22 Februari 2010
Software Gizi Terbaru...!
1. Epidata.de "Klik disini"
2. Nutrisurvey.dk "klik disini"
3.Who Anthro 2005 "Klik disini"
Kamis, 28 Januari 2010
Data Hasil Ujian Komputer dasar
soal ujiannya mengenai word, excel dan ppt. Lihat sepintas sie kyaknya mank mudah gitu....
tapi, membuatnya membutuhkan analisa yang lumayan tinggi lah.....
Soalnya itu, mengubah draft laporan penelitian menjadi sebuah laporan penelitian yang baik dengan sistematik yang baik pada Ms.Word ( Klik Disini untuk melihat hasilnya ). sayangnya, Saya sangat kesulitan membuat analisanya.
Sedangkan untuk excel ( Klik Disini ), semua data-data dalam laporan tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dan power pointnya ( Klik Disini ) dibuat untuk menyajikan data ketika akan melakukan presentasi.
Tapi, Whatever lah......
Ujian udah terlaksana...bagaimana hasilnya cuma dosennya yang bisa mengomentari sesuai dengan hasil yang ada.
Dan semoga saya diberi kekuatan akan hasilnya nanti........
Minggu, 10 Januari 2010

1. Mengenal Mengkudu/Pace
Pohon setinggi 3-8 m dengan batang pokok jelas. Daun bertepi rata, berwarna hijau kekuningan. Bunganya berbentuk bonggol diketiak daun. Buahnya berbenjol-benjol tidak teratur. Panjangnya mencapai 5-10 cm. pace tumbuh pada tanah berkapur ketinggian 1.000m dpl.
2. Kandungan dan khasiat
Scopoletin, senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Saat tekanan darah tinggi, scopoletin membantu menurunkan. Sebaliknya bila tekanan darah menjadi rendah, ia akan menaikkannya. Selain berindikasi antibakteri, senyawa ini juga mengatur hormone serotonin, yang membantu menurunkan kadar kecemasan dan depresi.
Riset Medis Tentang Mengkudu
Riset medis tentang Mengkudu dimulai setidaknya pada tahun 1950, ketika jurnal ilmiah Pacific Science melaporkan bahwa buah Mengkudu menunjukkan sifat anti bakteri terhadap M. pyrogenes, P. Aeruginosa, dan bahkan E. coli yang mematikan itu.
Studi dan penelitian tentang Mengkudu terus dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian dan universitas. Sejak tahun 1972, Dr. Ralph Heinicke, ahli biokimia terkenal dari Amerika Serikat mulai melakukan penelitian tentang alkaloid xeronine yang terdapat pada enzim bromelain (enzim pada nenas), dan kemudian menemukan bahwa buah Mengkudu juga mengandung xeronine dan prekursornya (proxeronine) dalam jumlah besar. Xeronine adalah salah satu zat penting yang mengatur fungsi dan bentuk protein spesifik sel-sel tubuh manusia.
Baca Selengkapnya.....